
Buletin As-Salam

PUISI



KEHIDUPAN
AISYAH PUSPITA DWIJAYANTI
(XI MIPA 3)
Bukan tentang seberapa berhasilnya kamu nanti
Tapi tentang bagaimana kamu bisa berhasil
Tidak ada manusia ciptaan Tuhan yang lemah
Setiap manusia memiliki kekuatan yang berbeda.
Kita semua mempunyai beban yang berbeda dengan berat yang sama
Hanya saja terkadang kita pasrah akan segalanya
Jika kau ingin mengeluh pada dunia boleh saja
Tapi berjanjilah untuk tidak menyerah.
Biasakan jujur pada diri sendiri
dan teruslah untuk berjalan
Kamu tahu akan janji Tuhan yang selalu Dia tepati
Ingatlah tak ada pohon yang berbuah
dengan indah
Tanpa dirawat dengan hati yang ikhlas.

Dihantam oleh kerinduan
Diporak-porandakan jarak
Apakah temu adalah jalannya?
Atau hanya sekedar menyapa lalu pergi.
Saat langit menampakkan senjanya
Kau masih saja menaruh harap padanya
Sedangkan kau tau dia akan pergi
Senja terus mencoba membuatmu paham
Bahwa ia hanya menyapa dan hilang
Bagai pelangi yang indah sesaat.
Saat semua tak berjalan sesuai semestinya,
Maka hanya ada harapan dan do’a yang menjadi penyemangat
Bukannya tak sadar diri
Tapi merangkum ulang dan memperbaiki segalanya adalah jalan yang terbaik bukan?
Buat apa menyerah?
Menyerah tanpa perintah dari hati sama saja dengan menjelajah pikiran tanpa bertindak.
SEPERCIK RASA
AURA LIKA CAHYANI ANDI SUFARID
(X IKA)

-PERSEPSI SANG LANGIT-
NURFIDYA HENDRA
(XI IPS 4)
Rasanya malang sekali langit
Ketika hidup diantara terangnya rembulan
Sebab cahayanya tak kunjung buatnya tampak biru
Sebiru dan seterang kala bangunnya matahari.
​
Tapi langit tak melulu bersedih
akan gelap rupa malam
Yang hanya menyorot sekakar cahaya
Dan tak kunjung menerangi indahnya alam di bumi.
​
Memang...
Terang membuat segalanya terlihat indah
Samudera pun turut membiru
Pantulan hujan ciptakan puspawarna nan cantik
Tapi apa kata langit kepada bulan?
​
"Terimakasih sang rembulan
Akan segala kerendahan hatimu
Sebab manusia tak akan tau
Eloknya bintang-bintang saat tubuhku gelap
Apabila engkau biarkan cahayamu
Seterang matahari di kala siang"
ANGAN
NABILA BINTANG MAHARANI
(X IPS 4)
ANGAN

ANGAN
Angan yang semakin hari semakin tinggi
Rasa yang semakin dirasakan akan hilang
Rindu yang semakin diingat akan dilupakan
Dan cinta yang sekarang akan pergi pada waktunya.
​
Kita hanyalah angan yang tak akan bisa bersatu
Anganku anganmu biarlah mereka yang merasakannya
Rinduku dan rindumu biarlah memendam seperti ini
kita hanya sebatas khayalan yang entah
sampai kapan harus begini.
​
Biarkan angin yang merasakan itu semua
Biarkan hati kita yang berbicara
Ikuti kata hatimu akan ku ikuti kata hatiku juga
Aku mencintaimu tapi hanya sebatas angan.
​